Jumat, 23 November 2007
TUGAS MAKALAH I

MAKALAH

SEJARAH MASUKNYA GRAFIS DI INDONESIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Nirmana

Dosen Pengampu : Pak Arif



Disusun Oleh :

1. PURI SULISTIYAWATI (A14.2007.00211)

2. ROHMAD ISWANTO (A14.2007.00212)

3. ABI SENO PRABOWO (A14.2007.00213)

4. NUR ROKHMAN (A14.2007.00214)

5. SEPTIAJI PRADANA (A14.2007.00215)

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2007


BAB I

PENDAHULUAN

Seni grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan atau gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan. Seni desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan termasuk tipografi, pengolahan gambar, dan page layout. Desainer grafis menata tampilan huruf dan ruang komposisi untuk menciptakan sebuah rancangan yang efektif dan komunikatif. Desain grafis melingkupi segala bidang yang membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi perancangan secara visual terhadap teks dan gambar pada berbagai media publikasi guna menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan seefektif mungkin.

Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis komunikasi lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan (mendesain) atau pun produk yang dihasilkan (desain/rancangan). Desain grafis pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik - yang sering kali disebut sebagai "desain interaktif" (interactive design), atau "desain multimedia" (multimedia design'). Dalam pembahasan makalah ini akan dibahas sejarah masuknya Desaign grafis di Indonesia secara lebih lengkap dari berbagai sumber guna memenuhi tugas mata kuliah yang kami emban.


BAB II

SEJARAH MASUKNYA GRAFIS DI INDONESIA

A. TOKOH PERTAMA

Desain Grafis di dunia di awali dengan munculnya berbagai iklan. Iklan pertama yang dicetak di Inggris ditemukan pada Imperial Intelligencer Maret 1648. Sampai tahun 1850an, di Eropa iklan belum sepenuhnya dimuat di suratkabar. Kebanyakan masih berupa pamflet, leaflet, dan brosur. Iklan majalah pertama muncul dalam majalah Harper tahun 1864. Harus diakui, bahwa tokoh periklanan pertama di Indonesia adalah Jan Pieterzoon Coen, orang Belanda yang menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1619-1629. TokoH ini bukan hanya bertindak sebagai pemrakarsa iklan pertama di Indonesia, tetapi juga sebagai pengiklan dan perusahaan periklanan. Bahkan dia pun menjadi penerbit dari Bataviasche Nouvelle, suratkabar pertama di Indonesia yang terbit tahun 1744, satu abad setelah J.P. Coen meninggal.

Iklan pertama yang diprakarsainya berupa pengumuman-pengumuman pemerintah Hindia Belanda berkaitan dengan perpindahan pejabat terasnya di beberapa wilayah. Namun dengan penerbitan suratkabar pertama yang memuat iklan itu, Jan Pieterzoon Coen membuktikan, bahwa pada hakekatnya untuk produk-produk baru, antara berita dan iklan tidak ada bedanya. Atau, bahwa berita pun dapat disampaikan dengan metode dan teknik periklanan. Kenyataan itu membuktikan pula, bahwa iklan dan penerbitan pers di Indonesia, sebenarnya lahir tepat bersamaan waktunya, dan keduanya saling membutuhkan atau memiliki saling ketergantungan.

B. DOMINASI EROPA

Lepas dari kenyataan itu, karena orang-orang Eropa yang pertama memiliki suratkabar di masa Hindia Belanda, maka dengan sendirinya bahasan mengenai tokoh-tokoh periklanan di Indonesia pun akan bertolak dari para warga negara asing ini. Lebih lagi, karena di masa Hindia Belanda, memang belum ada pemisahan yang jelas antara fungsi-fungsi penerbit, percetakan dan perusahaan periklanan. Antara tahun 1868-1912, di Batavia saja, orang-orang Eropa ini telah memiliki 14 penerbitan pers.

Karena di masa itu setiap percetakan hanya mencetak satu penerbitan pers, maka berarti terdapat jumlah yang sama percetakan pers yang dimiliki oleh orang-orang Eropa atau keturunan Eropa. Penerbitan-penerbitan ini bervariasi dari yang berkala harian, mingguan, dwimingguan maupun bulanan.

Di luar Batavia, tercata 6 suratkabar yang terbit di Surabaya dan satu di Jawa Tengah. Ini pun semuanya dimiliki dan dikelola oleh orang-orang Eropa. Pada perusahaan-perusahaan periklanan milik orang-orang Eropa itu, memang banyak juga dipekerjakan orang-orang Cina atau pribumi.

Tetapi dua kelompok terakhir ini hanya sebagai copywriter (penulis naskah) untuk perusahaan periklanannya, atau tenaga keredaksian di penerbitan pers mereka. Setelah orang-orang Eropa, orang-orang Cina atau keturunan Cina menjadi kelompok yang paling dominan menguasai periklanan. Sedangkan kelompok pribumi umumnya tidak memiliki sendiri percetakan atau penerbitan pers, ataupun hanya mengelola perusahaan-perusahaan periklanan yang relatif kecil.

C. TIGA SERANGKAI

Praktisi periklanan sebagai tenaga spesialis yang khusus didatangkan dari Belanda yang terkenal di zamannya adalah "tiga-serangkai"; F. Van Bemmel, Is. Van Mens dan Cor van Deutekom. Mereka ini didatangkan atas biaya BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij) dan General Motors yang perlu mempromosikan produk-produk mereka. Ketiga orang ini bergabung dalam Aneta, perusahaan periklanan terbesar saat itu. Pada tahun 1901 salah satu dari anggota tiga-serangkai ini, Bemmel, diminta oleh redaktur suratkabar De Locomotief untuk mengelola perusahaan periklanan milik suratkabar tersebut, yang juga bernama De Locomotief. Suratkabar De Locomotief sendiri terbit sejak tahin 1870 di Semarang. Tahun 1902, hanya satu tahun sejak kedatangannya ke Batavia, Bemmel hengkang untuk mendirikan perusahaan periklanan sendiri. Perusahaan periklanan ini diberinya nama NV Overzeesche Handelsvereeniging. Perusahaan periklanan ini utamanya menangani produk-produk impor, seperti mobil dan sepeda.

Pada tahun 1910 Bemmel kembali ke negeri Belanda. Tidak diketahui alasan kepindahannya itu, namun di negeri Belanda ia kemudian berganti profesi. Uang yang dihimpunnya selama memiliki perusahaan periklanan di Hindia Belanda rupanya cukup untuk mendirikan sebuah bank.

D. DARI AHLI PEMASARAN

Tokoh bangsa Belanda lain yang juga banyak disebut dalam sejarah periklanan adalah CA Kruseman, seorang ahli Pemasaran lulusan sekolah dagang Osnabruck, Rotterdam. Orang iklan ini penglola perusahaan periklanan HM van Dorp yang sekaligus juga pemilik percetakan suratkabar Java-Bode. Sebagaimana Bemmel, Kruseman juga didatangkan langsung dari negeri Belanda.

Sebagai seorang ahli pemasaran, tentu saja tidak sulit bagi Kruseman untuk memajukan perusahaan periklanan van Dorp. Produk-produk yang ditanganinya antara lain adalah jasa transportasi, perhotelan, arloji serta olahraga pacuan kuda. Selama memimpin van Dorp, ia berhasil menjual iklan senilai f. 100.000. jumlah tersebut sudah dianggap sangat besar, untuk masa itu.

Selesai bertugas di Hindia Belanda, Kruseman sempat kembali ke Rotterdam tahun 1906. Tetapi kemudian dia diangkat kembali untuk memimpin van Dorp di Hindia Belanda, hingga saat meninggalnya tahun 1909 di Batavia.

E. AWAL TOKOH CINA KETURUNAN

Menjelang akhir abad ke-19 perusahaan-perusahaan periklanan yang dimiliki dan dikelola oleh Cina keturunan mulai bermunculan. Resesi ekonomi yang melanda dunia tahun 1890 rupanya berdampak sangat buruk bagi dunia usaha. Termasuk banyak percetakan pers milik orang-orang Belanda. Peluang inilah yang ternyata mampu dimanfaatkan oleh kelompok Cina keturunan.

Pelopor periklanan dari kelompok ini adalah Yap Goan Ho, yang memiliki perusahaan periklanan sendiri di Batavia. Yap Goan Ho sebelumnya adalah seorang copywriter di perusahaan periklanan De Locomotief. Perusahaan periklanannya diberi nama Yap Goan Ho, mulanya dikontrak olah suratkabar berbahasa Melayu, Sinar Terang (terbit 1888-1891). Perusahaan periklanan ini hanya bertahan tiga tahun, akibat bangkrutnya suratkabar Sinar Terang.

Iklan-iklan yang ditangani Yap Goan ho kebanyakan untuk produk buku. Khususnya yang diterbitkan untuk masyarakat Cina. Setelah ditutupnya Sinar Terang, Yap Goan Ho kembali berusaha mengembangkan sendiri perusahaan periklanannya. Untuk itu dia mengumpulkan modal dari bekerja mencari iklan bagi beberapa suratkabar. Dia mengkhususkan diri pada iklan-iklan pelelangan barang milik para pejabat Belanda. Kebanyakan barang-barang milik para pejabat yang akan mengakhiri masa jabatannya di Hindia Belanda. Iklan-iklan pelelangan ini utamanya ditujukan pada khalayak pribumi, dan sebagian besar dimuat di suratkabar De Locomotief.

F. DARI LUAR JAWA

Tokoh Cina keturunan lain adalah Liem Bie Goan. Seperti juga Yap Goan Ho, perusahaan periklanan Liem Bie Goan juga dikontrak oleh suratkabar. Suratkabar yang mengontraknya adalah Pertja Barat yang terbit di Padang tahun 1890-1912. Iklan yang menonjol dari perusahaan periklanan ini adalah produk pecah belah. Khalayak sasarannya adalah penduduk Eropa yang tinggal di Hindia Belanda.

Dari luar Jawa tercata juga nama Kadhool sebagai tokoh lain periklanan. Seperti Yap Goan Ho, dia juga mantan penulis naskah di perusahaan periklanan De Locomotief. Kadhool sekolah di Hwee Koan, Cina. Perusahan periklanannya bernama Firma Tie Ping Goan, namun dikelola dan dimiliki sendiri oleh Kadhool. Tidak ada catatan mengapa nama perusahaan periklanan ini tidak menggunakan namanya. Di duga, Tie Ping Goan adalah nama lain dari Kadhool. Iklan-iklan Tie Ping Goan umumnya dipesan oleh suratkabar Tjaja Sumatra yang terbit dari tahun 1899-1933 di Sumatera Timur (sekarang Riau).

Produk-produk yang ditangani perusahaan periklanan Kadhool kebanyakan hotel-hotel di sekitar Bandung. Bagi masyarakat Belanda masa itu, daerah Bandung dikenal sebagai Parisj van Java (Paris-nya Pulau Jawa), sehingga menjadi tempat peristirahatan sangat bergengsi bagi para pengusaha perkebunan Eropa yang tinggal di Sumatera.

Tie Ping Goan bertahan hingga terjadinya depresi ekonomi tahun 1930. Rintisan yang banyak dilakukan oleh kelompok Cina keturunan ini, menurut F. Wiggeres yang menulis dalam Pemberita Betawi, 1909, karena merekalah yang sangat mementingkan perdagangan. Untuk dapat lebih berhasil, kata Wiggeres pula, perdagangan tidak bisa lepas dari kebutuhan periklanan.

G. PRAKTISI PRIBUMI

Orang pribumi yang memiliki percetakan dan suratkabar, baru pada tahun 1906 dengan munculnya NV Medan Prijaji. Tiras suratkabar yang dipimpin oleh RM Tirto Adisoerjo ini utamanya beredar di Batavia, Bogor dan Bandung. Suratkabar ini sebenarnya punya misi politik, karena banyak memuat berita-berita tentang kebobrokan sistem kolonial. Dia sekaligus memberi juga perlindungan hukum bagi kaum pribumi. Namun untuk menjaga kelangsungan hidupnya, ia memerlukan juga perusahaan periklanan. Orang yang mengelola perusahaan periklanan Medan Prijaji adalah Raden Goenawan.

Raden Goenawan, lulusan HIS (Holland Inlandsche School), Batavia, menjadi teman dekat Tirto Adisoerjo sejak di sekolah itu. Selain dalam jabatan tersebut, Adisoerjo dan Raden Goenawan juga merangkap bersama-sama menangani bidang percetakan Medan Prijaji. Suratkabar ini mereka beri nama kecil Surat Kabar Minggoean dan Advertentie.

Raden Goenawan juga pernah bekerja di perusahaan periklanan NV Soesman's yang berkedudukan di Batavia. NV Soesman's banyak mengiklankan penyediaan tenaga kerja pendatang dari Jawa ke Sumatera Timur.

Raden Goenawan mengelola perusahaan periklanan Medan Prijaji sejak berdirinya tahun 1906. Meskipun hanya mampu bertahan hingga tahun 1912, Medan Prijaji tercatat memperoleh keuntungan sebesar f.75.000 pada tahun terakhir hidupnya.

H. MERAMBAH DUNIA TOKOH-TOKOH PRIBUMI

Tokoh periklanan pribumi yang sangat patut diperhitungkan adalah Tjokroamidjojo. Dia memimpin NV Handel Maatschppij dan Drukkerij "Serikat Dagng Islam", Semarang, yang menerbitkan suratkabar Sinar Djawa. Suratkabar ini merupakan suratkabar pribumi yang dapat bertahan agak lama (1914-1924).

Karir Tjokroamidjojo dimulai dengan bekerja sebagai pembantu redaksi di suratkabar De locomotief pada tahun 1906. Kemudian menjadi penulis naskah iklan di suratkabar Pemberita Betawi. Pada tahun 1908 dia mendirikan perusahaan batik di Pekalongan. Dari hasil perusahaan batik ini, dia membeli perusahaan penerbitan dan percetakan di Semarang.

Perusahaan periklanan Sinar Djawa tercatat sebagai satu-satunya perusahaan periklanan di Hindia Belanda yang mempunyai "agen besar" (perwakilan) untuk benua Eropa dan Amerika. Perwakilan ini berkedudukan di Societie Europeenne de Publicitie, 10 Rue de la Victoire, Paris. Fungsi perwakilan ini pun cukup efektif dan bersifat timbal-balik. Yang utama adalah untuk menangani komoditas impor dari Eropa dan Amerika. Namun juga untuk mengiklankan tour keliling Jawa dengan kereta api, ataupun hotel-hotel Eropa di Hindia Belanda.

Laba usaha Sinar Djawa mengalami pasang surut. Merosot pada tahun 1915-1916, akibat terkena dampak Perang Dunia I, sehingga hanya mencapai f. 25.000 pada periode ini. Padahal pada tahun sebelumnya telah mencapai f. 45.000. Sepanjang kepemimpinan Tjokroamidjojo hingga tahun 1924, Sinar Djawa berhasil menggaet total keuntungan senilai f. 200.000,-.

I. SPESIALIS IKLAN BUKU JAWA

M.Sastrositojo adalah pemilik dan pengelola perusahaan periklanan NV Medan Moeslimin. Perusahaan periklanan ini mengkhususkan diri pada iklan-iklan produk buku, terutama buku-buku yang dicetak oleh Albert Rusche & Co.. Buku-buku yang diiklankannya pun khusus beraksara Jawa. Kebijaksanaan mengkhususkan pada iklan-iklan buku ini dilakukan, untuk menyesuaikan diri dengan suratkabar Medan Moeslimin yang memang dikhususkan untuk pembaca orang Jawa yang baru melek huruf. Itu pun terbatas pada bacaan yang menggunakan aksara Jawa.

Misi yang diemban Medan Moeslimin tampaknya tidak dapat sepenuhnya ditunjang dari penghasilan usaha periklanan. Karena tercatat adanya dukungan keuangan dari beberapa perusahaan batik di Solo. Salah satu pendukung utama keuangannya adalah perusahaan batik milik Hadji Misbach. M. Sastrositojo adalah lulusan HIS, yang kemudian magang selama 2 tahun di perusahaan periklanan NV Doenia Bergerak, sebagai penulis naskah iklan.

J. PENGELOLA IKLAN ASOSIASI

Pemilik dan pengelola lain perusahaan periklanan dari kelompok pribumi adalah Abdoel Moeis. Ia memimpin perusahaan periklanan NV Neratja yang terutama mengiklankan perusahaan-perusahaan gula. Neratja memang merupakan organ dari Suikersindicaat (asosiasi pabrik gula) Hindia Belanda.

Hasil usaha Neratja digunakan juga untuk mendirikan perusahaan periklanan dan perusahaan penerbitan di Sumatera Timur. Tetapi dampak depresi ekonomi tahun 1930 kemudian juga ikut membunuh kedua perusahaan ini.

Abdoel Moeis memulai karir di dunia cetak-mencetak sejak tahun 1915 pada suratkabar Oetoesan Hindia, sebagai tenaga pembantu redaksi. Ia adalah lulusan HBS (Hollandsche Burger School) dan menjadi pimpinan Neratja sejak tahun 1917.

K. PAKAR IKLAN PASCA DEPRESI

Pulihnya kembali usaha periklanan didorong oleh prakarsa perusahaan-perusahaan Belanda. Mereka memberi beberapa kelonggaran kepada perusahaan-perusahaan percetakan untuk mempromosikan produk-produk impor dari Eropa maupun yang diproduksi di Hindia Belanda sendiri. Yang pertama mampu memanfaatkan peluang ini adalah Liem Kha Tong. Dia sekaligus menjadi pelopor bangkitnya kembali periklanan pasca depresi di Hindia Belanda. Liem Kha Tong mendirikan perusahaan periklanan Handels & Credietbescher-Ming Bureau yang berkantor di Batavia. Untuk menggugah bangkitnya kembali minat masyarakat untuk beriklan, perusahaannya sendiri kemudian memasang iklan. Naskah iklannya sangat terkenal, berbunyi:


Toekang iklan bikin reclame
Toekang sajoer bikin reclame
Post kantoor perloe reclame
Kantoor telefon perloe reclame
Bank-bank perloe djoega reclame
Apa toean sadja tidak perloe?

Sebagai seorang pakar pemasaran saat itu, Liem Kha Tong juga memanfaatkan penerbitan-penerbitan untuk memuat tulisan-tulisannya mengenai periklanan. Berikut ini adalah bagian dari salah satu tulisannya. Di bawah judul "Advertentie (periklanan) dan Perdagangan". Dia antara lain menyatakan:

Advertentie poenja kaperloean soedah kentara,
kerna advertentie perloenja boeat perkenalken barang-barang dagangan kita pada publiek. Kaloe barang jang kita dagangken tidak dikenal, bagaimana bisa dapatken pembeli?

Liem Kha Tong juga mengajarkan, bahwa pemilihan media yang digunakan harus sejalan dengan pesan iklan yang akan dimuat. Dia menjelaskan teori Ekonomi; Permintaan dan Penawaran, dan juga masalah-masalah distribusi suatu produk. Dia tampaknya merupakan tokoh yang juga banyak membaca. Tulisan-tulisannya selalu mengacu kepada tokoh-tokoh Pemasaran zaman itu. Termasuk dari Mr. AR. Zoccol, Direktur Parker Pen Company yang perusahaannya tetap mampu bertahan dalam amukan depresi tahun 1930.
Tahun 1933, perusahaan periklanan Ming yang dipimpin Liem Kha Tong berhasil meraih laba senilai f. 50.000.

L. YANG SUKSES DI BANDUNG

Joedoprajitno tercatat sebagai tokoh periklanan yang menonjol di Bandung. Karier pemilik dan pengelola perusahaan periklanan Jupiter ini dimulai ketika ia berusia 15 tahun di Mathew Rose, sebuah perusahaan batik dai Pekalongan. Perusahaan batik ini ditutup pada tahun 1930 karena bangkrut. Pada tahun yang sama Joedoprajitno mengambil ahli perusahaan tersebut beserta seluruh persediaan barangnya senilai f.40.000. Dua tahun kemudian baru ia mendirikan Jupiter. Kiat sukses bisnisnya yang terkenal dimuat di harian Sipatahoenan edisi 3 Juni 1936, yaitu:
Sikap sombong diboewang djaoe-djaoe;
Haroes poenjaken Kesabaran dalem segala hal;
dan Dengan apa kaoe aken bisa naek di tangga doenia.

Laba usaha yang berhasil diraihnya pada tahun 1935 tercatat f. 100.000.

M. MEMBERI KIAT DI MASA RESESI

Tokoh periklanan yang juga menonjol adalah S. Soemodihardjo yang memimpin perusahaan periklanan Economie Blad. Karirnya dimulai tahun 1921, sebagai pimpinan bidang Pemasaran pada perusahaan batik ayahnya di Solo. Delapan tahun kemudian pindah ke Batavia menjadi penulis naskah iklan pada suratkabar Keng Po.

Konsep dan pengalamannya tentang periklanan dan pemasaran kerap dimasyarakatkannya. Ia menjadi tokoh pelawan arus, banyak menentang kecenderungan yang terjadi di antara para praktisi pemasaran dan periklanan. Dalam hal periklanan, ia sering berbicara tentang "periklanan" sebagai suatu ilmu pengetahuan yang "baru" untuk mencapai ekonomisasi yang tinggi. Dalam hal pemasaran, dia mengingatkan para pemasar (marketer), bahwa menurunkan harga tidak selalu merupakan tindakan yang benar dalam pemasaran. Alasannya, karena menurunkan harga dapat menimbulkan persepsi di antara calon konsumen akan turunnya pula mutu produk, dan sangat membahayakan tujuan pemasaran dalam jangka panjang.

Pada saat itu memang terjadi kecenderungan dari banyak produk untuk menurunkan harga, dan berhenti atau mengurangi anggaran periklanan, karena melesunya pasar sebagai dampak dari awal depresi yang terjadi.

N. PENCIPTA SLOGAN PERJUANGAN

Tokoh periklanan di tahun 1930-an adalah Hendromartono pemilik dan pengelola perusahaan periklanan Mardi Hoetomo di Semarang. Di daerahnya, ia terkenal sebagai praktisi yang merintis terciptanya iklan-iklan yang memberi nilai tambah pada produknya.

Hendromartono banyak belajar dari periklanan di luar negeri dan termasuk pakar periklanan yang aktif menulis di media cetak. Dia memulai karirnya tahun 1928, dan dua tahun kemudian menjadi staf ahli di perusahaan periklanan De Locomotief. Dia mendirikan perusahaan periklanan Mardi Hoetomo tahun 1933.

Hendromartono tampaknya menjadi praktisi periklanan yang juga aktif dalam perjuangan kemerdekaan. Dia yang menciptakan slogan "Boeng, Ayo Boeng' pada tahun 1942. Mungkin karena hal tersebut dia harus menutup perusahaan periklanannya pada tahun 1942, ketika terjadi penyerbuan tentara Jepang. Slogan tersebut kemudian (tahun 1950) digunakan oleh salah satu perusahaan rokok di Jawa Timur.


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Seni grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan atau gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan.

2. Iklan pertama yang dicetak di Inggris ditemukan pada Imperial Intelligencer Maret 1648.

3. Tokoh periklanan pertama di Indonesia adalah Jan Pieterzoon Coen, orang Belanda yang menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1619-1629 berupa pengumuman-pengumuman pemerintah Hindia Belanda berkaitan dengan perpindahan pejabat terasnya di beberapa wilayah. Namun dengan penerbitan suratkabar pertama yang memuat iklan itu, Jan Pieterzoon Coen membuktikan, bahwa pada hakekatnya untuk produk-produk baru, antara berita dan iklan tidak ada bedanya.

B. SARAN

Dengan mempelajari sejarah masuknya Desain grafis Di Indonesia kita harus lebih memahami bahwa Desain Grafis sudah menjadi kebutuhan masyarakat sejak dulu dan sebagai generasi penerus kita juga harus dapat membuatnya dengan lebih baik dengan memanfaatkan sarana teknologi yang sudah ada.


DAFTAR PUSTAKA

http://suroso.com/jurnal/category/jurnal-desain/advertising/, diakses 22 November 2007

http://budisetiyono.blogspot.com/2007/03/tiga-menguak-iklan.html, diakses 22 November 2007

http://www.pppi.or.id/id/pppi/tentang/tentang-isi10.html, diakses 22 November 2007
posted by Ustad Rohman @ 20.46   0 comments
Pengertian Nirmana


nirmana

Sumber : Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, Yogyakarta 2005

Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra yang harus mempunyai nilai keindahan. Nirmana disebut juga ilmu tatarupa. Elemen –elemen seni rupa dapat dikelompokan menjadi 4 bagian berdasarkan bentuknya.

  1. Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan tanpa arah.
  2. Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna.
  3. Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis.
  4. Gempal, gempal adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan kedalaman.

Penyusunan merupakan suatu proses pengaturan atau disebut juga komposisi dari bentuk-bentuk menjadi satu susunan yang baik. Ada beberapa aturan yang perlu digunakan untuk menyusun bentuk-bentuk tersebut. Walaupun penerapan prinsip-prinsip penyusunan tidak bersifat mutlak, namun karya seni yang tercipta harus layak disebut karya yang baik. Perlu diketahui bahwa prinsip-prinsip ini bersifat subyektif terhadap penciptanya.

Dalam ilmu desain grafis, selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa prinsip utama untuk tujuan komunikasi dari sebuah karya desain.

  1. Ruang Kosong (White Space)
  2. Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek menjadi dominan.

  3. Kejelasan (Clarity)
  4. Kejelasan atau clarity mempengaruhi penafsiran penonton akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karya tersebut dapat mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu/ makna ganda.

  5. Kesederhanaan (Simplicity)
  6. Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak lebih dan tidak kurang. Kesederhanaan seing juga diartikan tepat dan tidak berlebihan. Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh.

  7. Emphasis (Point of Interest)
  8. Emphasis atau disebut juga pusat perhatian, merupakan pengembangan dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistic.

Prinsip – prinsip dasar seni rupa

  1. Kesatuan (Unity)
  2. Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.

  3. Keseimbangan (Balance)
  4. Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita measa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua dayan yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani.

  5. Proporsi (Proportion)
  6. Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan –perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8 : 13. Konon proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam bidang desain proporsi ini dapat kita lihat dalam perbandingan ukuran kertas dan layout halaman.

  7. Irama (Rhythm)
  8. Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk –bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk –bentuk unsur rupa.

  9. Dominasi (Domination)
  10. Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan deisan. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan . Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsure sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye Catcher. Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu utnuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan.

posted by Ustad Rohman @ 09.34   0 comments
SEJARAH GRAFIS INDONESIA

( Masa Awal Kemerdekaan )



AWAL IKLAN-IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

Kemenangan Sekutu pada tahun 1945, tentu saja berarti pula segera kembalinya situasi ekonomi maupun periklanan seperti masa pra pendudukan Jepang. Beberapa iklan pertama yang muncul di suratkabar memuat himbauan membantu dana bagi berbagai kebutuhan mendesak pada masa pasca kemerdekaan. Dana yang dihimpun dari iklan-iklan ini umumnya dimaksudkan untuk membantu tiga hal penting, yaitu:

  • Melanjutkanperjuangan mempertahankan kemerdekaan.
  • Pembangunan atau perbaikan sekolah, dan
  • Mengaktifkan BPKKP. (49)

(49) Kedaulatan Rakyat, 3 Februari 1946.

Iklan-iklan tersebut tercatat sebagai jenis iklan-iklan layanan masyarakat pertama dalam sejarah periklanan Indonesia.

Perjuangan memenangkan perang sebagai pemicu lahirnya layanan masyarakat di Indonesia itu, ternyata mirip dengan yang terjadi di Amerika Serikat tahun 1939. Hanya saja, praktisi periklanan Amerika menggunakan iklan layanan masyarakat ini lebih untuk membantu para korban bangsa Amerika dalam Perang Dunia I. Selain iklan - iklan penghimpun dana, di Indonesia saat itu praktis hanya terdapat iklan-iklan yang menawarkan jasa perbaikan radio dan alat-alat kantor. Memang banyak sekali barang-barang yang rusak akibat peperangan atau perebutan kembali oleh anggota masyarakat terhadap barang-barang yang dikuasai anggota tentara Jepang.

IKLAN KELUARGA

Ciri lain dari periklanan di masa awal kemerdekaan adalah banyaknya iklan ucapan belasungkawa atau ucapan terima kasih dari keluarga yang kehilangan sanak saudaranya, seperti contoh berikut:

Keloearga dan sanak saoedara dari almarhoem pahlawan kemerdekaan:
R. Aluisius Soemardjono mengatoerkan
diperbanjak terimakasih atas penghormatan dan soembangan pada

djenazahnja R.A. Soemardjono, apa lagi atas oetjapan
toeroet berdoeka tjita pada kami semoea. (50)

(50) Merdeka, 11 September 1946

Dari sisi lain, banyaknya iklan belasungkawa ini juga telah ikut mengangkat solidaritas rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan.

Sementara itu, iklan pertama yang menawarkan produk pada masa ini adalah untuk bahan kebutuhan pokok masyarakat, seperti kain dan sabun. Meskipun demikian, penggarapan pesannya masih meniru pola masa pendudukan Jepang, yang hanya memanfaatkan unsur verbal, dan kurang memikirkan aspek persuasinya. Tarif pemasangan iklan di masa itu adalah rata-rata f.2,50 per baris. Harga langganan sebulan adalah sekitar f.3,50.

MENGHIMPUN DANA UNTUK KEMERDEKAAN

Munculnya iklan-iklan penghimpunan dana dan memuncaknya solidaritas dan rasa kebangsaan telah melahirkan gagasan pada praktisi periklanan untuk ikut membantu dana perjuangan lebih jauh lagi. Yaitu dengan mengenakan f.1,- pada setiap iklan sebagai "dana kemerdekaan". Tidak terdapat catatan tentang lamanya aturan itu dilaksanakan, maupun besarnya dana yang dapat dihimpun. Meskipun langkah iklan-iklan produk pada masa itu, menyebabkan dana yang dihimpun dari pengenaan surcharge langsung pada iklan-iklan tersebut diduga tidak besar, namun itikad para praktisi periklanan ini sangat dihargai. (51)

(51) Penghela Rakyat, 8 Agustus 1946.

MUNCULNYA USAHAWAN BESAR

Situasi "kelangkaan iklan produk" ini agak berubah pada tahun 1949, saat mulai bermunculannya kelompok usahawan besar pribumi. Beberapa nama terkenal saat itu adalah Agoes Dasaad, Djohan Soetan Soelaman, Djohor Soetan Perpatih, Rahman Tamin, dan Hadji Abdul Ghani Aziz. Meskipun usaha mereka sebenarnya sudah dirintis sejak 1920-an atau 1930-an. Terhambatnya perkembangan usaha mereka utamanya disebabkan oleh embargo yang dilakukan Belanda pada perdagangan luar negeri Indonesia.
Meskipun demikian, hambatan ini dapat ditanggulangi oleh para usahawan Indonesia dengan melakukan perdagangan langsung secara sembunyi-sembunyi ke dan dari Singapura atau Malaya (sekarang Malaysia).

Cara lain yang mereka gunakan adalah dengan memanfaatkan iklan-iklan, walaupun terpaksa hanya dapat dilakukan dalam skala kecil dan sederhana. Selain itu, perusahaan-perusahaan pribumi ini mulai pula memperkenalkan pentingnya kemasan bagi produk-produk konsumen. Utamanya dalam keadaan ekonomi yang sulit. Sebuah tulisan pada suratkabar Kedaulatan Rakjat, Yogyakarta, menyebutkan:

... Boeat kemadjoean perdagangan jang perloe pake boengkoesan enz, jang perloe pake etika dan sebaginja, soela warna ada pegang rol amat penting. Pendjoealan ada bergantoeng banjak dengan kleur yang terpilih betoel, maka djangan alpa boeat pake kleur-kleur yang setimpal... (52)

(52) Kedaulatan Rakyat, 5 Juli 1948.


MULAI MERAMBAK KEMBALI

Situasi ekonomi yang sulit memang menyebabkan banyaknya iklan yang menawarkan ekonomisasi dalam pembelanjaan ataupun kehidupan sehari-hari masyarakat. Iklan berikut dimuat di suratkabar Merdeka, 10 Juli 1948 Jakarta:

Hematkan Ongkos Pakean.
Njonja-njonja en nona-nona bisa bikin Costume dan laen-laen pakean sendiri dengen gampang en ongkos moerah. Ambil Les pada Costuum School Maison Gouw Molenveit Oost 76- Batavia.

Tetapi, banyaknya iklan-iklan dari penjahit dan kursus ternyata menjadi awal bagi bangkitnya kembali iklan-iklan komersial di Indonesia. Pemicu banyaknya iklan-iklan jahit-menjahit ini juga datang dari kebutuhan mendesak para anggota laskar Indonesia. Di masa agresi Belanda pertama dan kedua, pakaian para laskar Indonesia, selain diperoleh dengan merebut pakaian tentara Jepang, juga dibuat baru dengan bantuan penjahit-penjahit kecil yang telah melakukannya sejak sebelum Perang Dunia II. Penjahit-penjahit ini pun aktif memasang iklan, sehingga dengan sendirinya ikut pula menghimpun sumbangan f.1,- untuk setiap iklan yang dimuat, sebagai "dana kemerdekaan". (53)

(53) Antara, 1 Februari 1949.

Menyusul setelah iklan-iklan jahit-menjahit itu, mulai muncul iklan produk-produk baru, seperti minyak goreng, bir kalengan dan papan tripleks. Produk-produk ini utamanya banyak terlihat di saat setelah tercapainya kesepakatan antara Indonesia dan Belanda dalam KMB (Konferensi Meja Bundar).

Menarik untuk disimak, bahwa terdapat beberapa rincian tentang besarnya devisa langsung yang diperoleh dari sub sektor periklanan. Meskipun pada periode awal kemerdekaan, nilai keseluruhan devisa ini tidak berbeda jauh dengan yang diperoleh pada periode pendudukan Jepang, yakni hanya sekitar Rp. 100.000,-. Relatif kecilnya devisa ini mungkin dipengaruhi oleh situasi ekonomi yang tidak menentu. Khususnya dengan perdagangan luar negeri yang terus-menerus diembargo oleh Belanda. Namun catatan mengenai devisa dari subsektor periklanan jadi menarik, karena di jaman modern seperti sekarang pun pemantauan hal ini sangat sulit dilakukan. Embargo perdagangan oleh Belanda baru berakhir ketika ditanda-tanganinya perjanjian KMB.
posted by Ustad Rohman @ 07.18   0 comments
Senin, 05 November 2007
KONSEP DASAR ISLAM

Perkataan Islam berasal dari perkataan Arab (aslama, yuslimu, islaman) yang bermaksud tunduk, patuh dan ia juga bermaksud selamat, sejahtera serta damai. Nama Islam itu sendiri adalah diberi oleh Allah Tuhan sekelian alam. Agama Islam adalah agama yang mentauhidkan Allah dan telah lama wujud sebermula dengan Nabi Adam a.s. sehingga Nabi terakhir Nabi Muhammad s.a.w. Cuma yang membezakan (antara nabi-nabi) ialah dari segi syariat sahaja.

Nama Agama Kristian dan Yahudi adalah merujuk kepada kaum atau rasul pada masa tersebut. Sedangkan Agama (syariat asal) Kristian dan Yahudi adalah Islam. Pada masa ini terdapat lebih 1.8 bilion Muslim di dunia. Kesemua mereka percaya bahawa Islam diturunkan oleh Allah kepada kesemua rasul-rasulnya, termasuk Nabi Adam A.S., Nabi Nuh A.S., Nabi Ibrahim A.S., Nabi Musa A.S., Nabi Isa A.S. dan akhirnya Nabi Muhammad s.a.w.. Pengikut syariat-syariat asal Kristian dan Yahudi adalah digelar ahli kitab. Mereka yang beriman dan beramal dengan ajaran agama Islam digelar Muslim.

Umat Islam percaya bahawa Semua makhluk yang berada di alam ciptaan Allah ini termasuklah tumbuh-tumbuhan, binatang, angin, air, bumi, bulan, matahari,bintang dan segalanya adalah patuh dan tunduk kepada ketentuan yang ditetapkan oleh Allah swt. Semua makhluk tersebut dan termasuklah para Malaikat dan sebahagian manusia dan Jin yang patuh adalah Islam kecuali Iblis dan sebahagian dari Jin yang engkar kepada perintah Allah swt.

Umat Islam percaya Nabi Muhammad saw diutuskan oleh Allah, untuk menyempurnakan syariat yang terdahulu dengan turunnya Al-Quran sebagai panduan dan muamalat baginda sebagai penerangnya. Dalam Islam terdapat 2 kumpulan fahaman utama iaitu ahli Sunnah wal jamaah (Sunni) dan Syiah. Perbezaan ini adalah disebabkan oleh perbedaan pendapat. Bagaimanapun, kesemua kumpulan ini tetap percaya bahawa Tuhan itu Allah dan dalam Islam ada rukun Islam dan rukun Iman yang menjadi teras amalan mukmin.

Dalam Islam, ada tiga konsep yang penting iaitu Iman, 'amal dan Ihsan. Secara ringkasnya Iman adalah berkaitan dengan kepercayaan (aqidah) seorang Muslim. Kepercayaan ini bersandarkan kepada enam perkara yang disebut Rukun Iman. Rukun Islam pula berkait rapat dengan tanggungjawab seseorang Muslim yang perlu dilakukan. Manakala Ihsan menyentuh adab adab seorang Muslim.

posted by Ustad Rohman @ 04.02   0 comments
Minggu, 04 November 2007
Demak tercinta


Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa dengan rajanya Raden Patah. Disamping sebagai pusat pemerintahan, Demak sekaligus menjadi pusat penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Bukti peninggalan sejarah masih berdiri dengan kukuh sampai sekarang, yaitu Masjid Agung Demak. Penyebaran agama Islam di pulau Jawa dimulai pada abad XV dan dipelopori oleh Wali Sanga. Berbagai upaya dilakukan oleh para Wali dalam menyebarluaskan agama Islam. Berbagai halangan dan rintangan menghadang, salah satu diantaranya adalah masih kuatnya pengaruh Hindu dan Budha pada masyarakat Demak pada waktu itu.

Pada akhirnya agama Islam dapat diterima masyarakat melalui pendekatan kultural para Wali dengan jalan mengajarkan agama Islam melalui kebudayaan/adat istiadat yang telah ada.Setiap tanggal 10 Dzulhijah umat Islam memperingati Hari Raya Idul Adha dengan melaksanakan Sholat Ied dan dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban. Pada waktu itu, di lingkungan Masjid Agung Demak diselenggarakan pula keramaian (grebeg) yang disisipi dengan syiar-syiar keagamaan, sebagai upaya penyebarluasan agama Islam oleh Wali Sanga. Sampai saat ini kegiatan tersebut masih tetap berlangsung, bahkan ditumbuh kembangkan. Prosesi Grebeg Besar DemakDalam perkembangannya kemudian, Grebeg Besar Demak pada saat ini diramaikan dengan berbagai kegiatan, yaitu :

  1. Ziarah ke Makam Sultan Sultan Demak dan Sunan Kalijaga
  2. Pasar malam rakyat di Tembiring Jogo Indah
  3. Selamatan Tumpeng Sanga
  4. Sholat Ied
  5. Penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga
1. Ziarah ke makam Sultan Sultan Demak & Sunan Kalijaga.Grebeg Besar Demak diawali dengan pelaksanaan ziarah oleh Bupati , Muspida dan segenap pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Demak, ke makam para Sultan Demak di lingkungan Masjid Agung Demak dan dilanjutkan dengan ziarah ke makam Sunan Kalijaga di Kadilangu. Kegiatan ziarah tersebut dilaksanakan pada jam 16.00 wib; kurang lebih 10 (sepuluh) hari menjelang tanggal 10 Dzulhijah.






2. Pasar malam rakyat di Tembiring Joglo Indah .Untuk meramaikan perayaan Grebeg Besar di lapang an Tembiring Jogo Indah digelar pasar malam rakyat yang dimulai kurang lebih 10 (sepuluh) hari sebelum hari raya Idul Adha dan dibuka oleh Bupati Demak setelah ziarah ke makam Sultan-Sultan Demak dan Sunan Kalijaga. Pasar malam tersebut dipenuhi dengan berbagai macam dagangan, mulai dari barang barang kebutuhan sehari - hari sampai dengan mainan anak, hasil kerajinan, makanan/minuman, permainan anak-anak dan juga panggung pertunjukkan/hiburan.

3. Selamatan Tumpeng Sanga.
Selamatan Tumpeng Sanga dilaksanakan pada malam hari menjelang hari raya Idul Adha bertempat di Masjid Agung Demak.Sebelumnya kesembilan tumpeng tersebut dibawa dari Pendopo Kabupaten Demak dengan diiringi ulama, para santri, beserta Muspida dan tamu undangan lainnya menuju ke Masjid Agung Demak.Tumpeng yang berjumlah sembilan tersebut melambangkan Wali Sanga. Selamatan ini dilaksanakan dengan harapan agar seluruh masyarakat Demak diberikan berkah keselamatan dan kebahagiaan dunia akhiratdari Allah SWT.

Acara selamatan tersebut diawali dengan pengajian umum diteruskan dengan pembacaan doa. Sesudah itu Kepada para pengun jung dibagikan nasi bungkus. Pembagian nasi bungkus tersebut dimaksudkan agar para pengunjung tidak berebut tumpeng sanga. Sejak beberapa tahun terakhir tumpeng sanga tidak diberikan lagi kepada para pengunjung dan sebagai gantinya dibagikan nasi bungkus tersebut.Pada saat yang sama di Kadilangu juga dilaksanakan kegiatan serupa, yaitu Selamatan Ancakan, selamatan tersebut bertujuan untuk memohon berkah Kepada Allah SWT agar sesepuh dan seluruh anggota panitia penjamasan dapat melaksnakan tugas dengan lancar tanpa halangan suatu apapun juga.
4. Sholat IedPada tanggal 10 Dzulhijah Masjid Agung dipadati oleh umat Islam yang akan melaksanakan sholat Ied,Pada saat-saat seperti ini Masjid Agung Demak sudah tidak dapat lagi menampung para jama’ah karena penuh sesak dan melebar ke jalan raya, bahkan sebagaian melaksanakan sholat Ied di alun-alun.

Pada kesempatan tersebut Bupati Demak beserta Muspida melaksanakan sholat Ied di Masjid Agung Demak dan dilanjutkan dengan penyerahan hewan qurban dari Bupati Demak kepada panitia.

5. Penjamasan Pusaka Peninggalan Sunan Kalijaga.Setelah selesai Sholat Ied di makam Sunan Kalijaga, Kadilangu dilaksanakan penjamasan pusaka peninggalan Sunan Ka lijaga. Kedua pusaka tersebut adalah Kutang Ontokusuma dan Keris Kyai Cubruk. Konon Kutang Ontokusumo adalah berujud ageman yang dikiaskan sebagai agama Islam. Sedangkan keris Kyai Cubruk adalah keris pegangan santri yang dipakai Sunan Kalijaga setiap kali berdakwah, sebagai piyandel/pendorong semangat berdakwah.Penjamasan pusaka-pusaka tersebut didasari oleh wasiat Sunan Kalijaga sebagai berikut : “Agemanku,besuk yen aku wis dikeparengake sowan ingkang Maha Kuwaos, selehna neng duwur peturonku. Kejaba kuwi sawise aku kukut, agemanku jamas ana“. Dengan dilaksanakan penjamasan tersebut, diharapkan umat Islam dapat kembali ke fitrahnya dengan mawas diri/mensucikan diri serta meningkatkan iman dan taqwa Kepada Allah SWT.Prosesi penjamasan tersebut diawali dari Pendopo Kabupaten Demak , dimana sebelumnya dipentaskan pagelaran tari Bedhoyo Tunggal Jiwo. melambangkan “ Manunggale kawula lan gusti “ , yang dibawakan oleh 9 (sembilan) remaja putri.

Dalam perjalanan ke Kadilangu minyak jamas dikawal oleh bhayangkara kerajaan Demak Bintoro “Prajurit Patangpuluhan” dan diiringi kesenian tradisional Demak bersamaan dengan itu Bupati beserta rombongan menuju Kadilangu dengan mengendarai kereta berkuda.
Penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga dilaksana kan oleh petugas dibawah pimpinan Sesepuh Kadilangu di dalam cungkup gedong makam Sunan Kalijaga Kadilangu.Sesepuh dan ahli waris percaya, bahwa ajaran Islam dari Rasulullah Muhammad SAW dan disebarluaskan oleh Sunan Kalijaga adalah benar.Oleh karena itu penjamasan dilakukan dengan mata tertutup. Hal tersebut mengandung makna, bahwa penjamas tidak melihat dengan mata telanjang, tetapi melihat dengan mata hati. Artinya ahli waris keturunan Sunan Kalijaga beserta umat Islam pada umumnya sudah bertekad bulat umtuk menjalankan ibadah dan mengamalkan ajaran Islam dengan sepenuh hati. Dengan selesainya penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga tersebut, maka berakhir pulalah rangkaian acara Grebeg Besar Demak.
posted by Ustad Rohman @ 09.11   0 comments
Aq adalah anak s1 DKV 15 Dinus coba belajar tuk berkarya email : men_demak@telkom.net
mengenai aq
Arsip Kemarin
Simpenan
Motto Hidup
"Hidup terasa hampa tanpa ilmu, iman dan taqwa sebagai buktinya.
situs favorit
km pengunjung ke
free hit counter
WIB menunjukkan jam ....
© Mbah Man